Kepemimpinan Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid
Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau
pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya. Kearifan seorang pemimpin
dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan
perjuangannya.
Perjuangan dan kepemimpinan merupakan dua hal
yang saling mengkait, karena perjuangan itu akan berhasil baik, apabila pola
pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik. Di samping itu,
kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan
perjuangan.
perjuangan.
Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid dikenal sebagai ulama’ besar di Indonesia karena ilmu yang dimiliki
sangat luas dan mendalam. Demikian juga charisma beliau sebagai sosok figure
ulama demikian besar. Beliau adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh
karena kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinan beliau
senantiasa diarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan penghormatan yang
diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya terutama kepada
guru-guru beliau diwujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada
umat.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa
penghargaaan beliau kepada mahaguru yang paling dicintai dan disayangi.
Maulanasysyaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath diwujudkan dalam bentuk Pondok
Pesantren Hasaniyah NW di Jenggik Lombok Timur. Penghargaan kepada mahagurunya
Maulanasysyaikh Sayyid Muhammad Amin Al-Kutbi diwujudkan dalam bentuk Pondok
Pesantren Aminiyah NW di Bonjeruk Lombok Tengah, dan penghargaan kepada
Mahagurunya Maulanasysyaikh Salim Rahmatullah beliau sudah merencanakan untuk
mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur. Pola kepemimpinan yang
beliau contohkan di atas hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
wawasan ilmu yang dalam serta pemimpin yang memiliki kearifan dan
kebijaksanaan.
Demikian pula tentang pendekatan yang beliau
lakukan selalu bernilai paedagogik dalam arti mengandung nilai-nilai pendidikan.
Beliau tidak mau bahkan tidak pernah bersikap sebagai pembesar yang disegani.
Beliau selalu bertindak sebagai pengayom yang berada di tengah-tengah jama’ah
dan senantiasa menempatkan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka.
Demikian juga halnya di kala beliau memberikan fatwanya selalu disesuaikan
dengan kondisi dan jangkauan alam pikiran murid dan santerinya.
Pembawaan dan sikap hidup beliau selalu
menunjukkan kesederhanaan. Inilah yang membuat beliau selalu dekat dengan para
warganya dan murid-muridnya dengan tidak mengurangi kewibawaan dan charisma
yang beliau miliki. Keluhan yang disampaikan para warga dan muridnya ditampung,
di dengar, dan dicarikan jalan penyelesaiannya dengan penuh kearifan dan
kebijaksanaan dengan tidak merugikan salah satu pihak.
Untuk melanjutkan dan mengembangkan perjuangan
Nahdlatul Wathan di masa datang, beliau sangat mendambakan munculnya
kader-kader yang memiliki potensi dan militansi, serta loyalitas yang tinggi,
baik dari segi semangat, wawasan, maupun bobot keilmuan. Dalam banyak
kesempatan beliau sering menyampaikan keinginannya agar murid dan santri beliau
memiliki ilmu pengetahuan sepuluh bahkan seratus kali lipat lebih tinggi
daripada ilmu pengetahuan yang beliau miliki. Demikian motovasi yang selalu
beliau kumandangkan supaya murid dan santri beliau lebih tekun dan berpacu
dalam menuntut ilmu pengetahuan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam menerima dan menghadapi para murid dan
santeri serta warga Nahdlatul Wathan, beliau tidak pernah membedakan antara
yang satu dengan yang lain. Semua murid dan santeri serta warga Nahdlatul
Wathan di berikan perhatian dan kasih saying yang sama besarnya, bagaikan cinta
dan kasih saying seorang bapak kepada anak-anaknya.
Yang membedakan murid dan santeri di hadapan
beliau adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada Nahdlatul Wathan. Dan,
untuk membina dan memonitor kualitas kader Nahdlatul Wathan, beliau
mengeluarakan wasiat dalam bahasa arab, yang Artinya :
“Dengan menyebut nama Allah dan dengan memuji-Nya
semoga keselamatn tetap tercurah padamu, demikian pula rahmat Allah,
keberkatan, ampunan dan ridha-Nya. Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang
berakal.
“Sesungguhnya semulia-mulia kamu disisiku ialah yang paling banyak bermanfaat
untuk perjuangan Nahdlatul Wathan dan sejahat-jahat kamu disisiku ialah yang
paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan”.
Karena itu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah
bersiap siaga, berjuanglah kemudian berjuanglah di jalan Nahdlatul Wathan untuk
mempertinggi citra agama dan Negara. Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt.
Tergolong pejuang agama, orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian
maupun pada waktu bersama orang lain. Semoga Allah membukakan pintu rahmat
untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para
simpatisan Nahdlatul Wathan masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya
yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga. Demikianlah.
Wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat beberapa
kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI, dan mereka yang sudah dibiayai beliau
untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi keluar dari garis perjuangan
oraganisasi. Tidak taat pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh beliau.
Memang dalam rangka kaderisasi beliau banyak memberikan bantuan kepada alumni
NWDI jdan orang-orang lain untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi
dengan nawaitu khusus dan perjanjian khusus pula, yaitu untuk setia membela dan
memperjuangkan cita-cita NWDI, NBDI dan NW. Alhamdulillah banyaklah diantara
mereka yang benar-benar menepati janjinya dengan tulus. Sebaliknya ada juga
yang khianat pada janjinya, tidak malu merobek-robek nawaitu pengirimannya.
Eksistensi dan aplikasi dari wasiat ini menjadi tolok ukur kualitas dan kader
ketaatan serta keihklasan kader-kader Nahdlatul Wathan.
Di samping itu, untuk mempertegas Wasiat Renungan
Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi. Wasiat Renungan Masa ini
berisikan nasehat, fatwa dan pedoman bagi warga Nahdlatul Wathan dalam
berjuang.
Lahirnya wasitat-wasiat tersebut merupakan
konsekuensi logis dari pola kepemimpinan beliau yang selalu menekankan hubungan
guru dan murid. Beliau adalah figure pemimpin yang selalu menekankan agar tetap
terjalin dan terpelihara hubungan antara guru dan murid. Menurut prinsip beliau
bahwa tidak ada guru yang membuang murid akan tetapi kebanyakan murid yang
membuang guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar